Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Update Terbaru

Bambu Bagai Aur dengan Tebing

Arang Bambu

Ketika berkunjung ke Indonesia dan berpidato di Istana Merdeka Jakarta pada 9 November  2010, Presiden Barack Obama menggambarkan hubungan Amerika Serikat dan Indonesia, dengan mengutip peribahasa: “bagai aur dengan  tebing“. Dan, ternyata, peribahasa sejenis juga dikenal di dunia barat, sebagaimana dikutip juga oleh Obama: “Like the bamboo and the river bank“.

Bambu dengan tebing atau bambu dengan sempadan sungai memang merupakan realitas lanskap di banyak tempat di Indonesia dan di banyak tempat di dunia. Dari pengertian harfiah peribahasa ini, maka kita harus memanfaatkan bambu untuk konservasi lahan-lahan miring (tebing-tebing). Kita juga harus mempertahankan vegetasi bambu yang memang menjadi vegetasi khas di sempadan-sempadan sungai. Secara maknawi, pepatah itu menggambarkan hubungan yang sedemikian erat antara satu dengan yang lain sehingga melahirkan sikap saling membantu, tolong menolong.

Dalam konteks Indonesia, bambu dan nusantara merupakan hal yang tak terpisahkan. Boleh dikata, hampir semua orang Indonesia pernah bersentuhan dengan bambu dalam perjalanan hidupnya. Dua dasawarsa yang lalu, ketika Departemen Perindustrian meminta daerah-daerah mengirimkan produk-produk  kerajinan, 80% daerah di Indonesia mengirimkan produk kerajinan dari bambu.

Kini, dengan usaha berbagai pihak, bambu tidak lagi menjadi produk pinggirian. Tidak lagi menjadi dinding rumah warga pra sejahtera.  Bambu telah menjadi life style yang diidentikan dengan ramah lingkungan. Terakhir, bambu dipakai menjadi casing hand phone dan laptop.