BRIKET BAMBU
Masyarakat Indonesia sangat familiar dengan bambu. Bambu sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan karena memiliki banyak keuntungan antara lain harganya yang relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lainnya, selain itu bambu juga mudah ditemukan di sekitar pemukiman. Pemanfaatan bambu dalam jumlah banyak/besar akan menghasilkan limbah bambu yang besar pula seperti sisa bahan bangunan, sisa kerajinan dan lain sebagainya. Selama limbah bambu hanya dibuang ke lingkungan, padahal limbah bambu ini merupakan kategori biomassa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pada pembuatan briket. Dengan pertimbangan sebagai energi alternatif, briket dari bahan dasar limbah bambu dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan tentunya juga memiliki nilai ekonomis.
Briket arang merupakan suatu perubahan bentuk curah menjadi bentuk padat yang di hasilkan dari komponen penyusunya yang di sertai dengan panas dengan pengempaan yang tinggi (bj 1 – 1,2). Bambu betung dapat digunakan sebagai bahan baku briket arang mengingat bambu relatif murah di bandingkan bahan lain karena banyak di temukan disekitar pemukiman dan menjadi tanaman serbaguna bagi masyarakat pedesaan. Pembuatan briket arang dapat menggunakan perekat tapioka dimana perakat ini umum digunakan karena menimbulkan asap yang relatif sedikit dibandingkan perekat lain serta banyak terdapat dipasaran dan hargax relatif murah.
Salah satu cara pembuatan briket arang yaitu bahan baku di arangkan terlebih dahulu kemudian ditumbuk atau digiling, kemudian di campur perekat dengan perbanding tertentu setelah itu dicetak dengan cara pengempaan yang tinggi agar menhasilkan briket yang bermutu baik.
Pembuatan briket bambu didahului oleh proses pirolisis selama 5 jam dengan suhu mencapai 5000C.
Perekat yang digunakan untuk menghasilkan briket yang bermutu baik sebanyak 4% karena menghasilkan kadar air, kadar abu dan nilai kalor yang memenuhi standar SNI 01-6235-2000.
Briket arang merupakan suatu perubahan bentuk curah menjadi bentuk padat yang di hasilkan dari komponen penyusunya yang di sertai dengan panas dengan pengempaan yang tinggi (bj 1 – 1,2). Bambu betung dapat digunakan sebagai bahan baku briket arang mengingat bambu relatif murah di bandingkan bahan lain karena banyak di temukan disekitar pemukiman dan menjadi tanaman serbaguna bagi masyarakat pedesaan. Pembuatan briket arang dapat menggunakan perekat tapioka dimana perakat ini umum digunakan karena menimbulkan asap yang relatif sedikit dibandingkan perekat lain serta banyak terdapat dipasaran dan hargax relatif murah.
Salah satu cara pembuatan briket arang yaitu bahan baku di arangkan terlebih dahulu kemudian ditumbuk atau digiling, kemudian di campur perekat dengan perbanding tertentu setelah itu dicetak dengan cara pengempaan yang tinggi agar menhasilkan briket yang bermutu baik.
Pembuatan briket bambu didahului oleh proses pirolisis selama 5 jam dengan suhu mencapai 5000C.
Perekat yang digunakan untuk menghasilkan briket yang bermutu baik sebanyak 4% karena menghasilkan kadar air, kadar abu dan nilai kalor yang memenuhi standar SNI 01-6235-2000.
Hebat ya, selain ramah lingkungan, arang briket yang dihasilkan juga bernilai ekonomi karena dapat menekan pengeluaran keluarga. Arang briket yang dihasilkan juga fungsional karena selain untuk memasak, dapat juga digunakan untuk menjernihkan air dan menghilangkan bau tak sedap pada lemari dan kulkas.