Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Update Terbaru

Seluk Beluk Produksi Arang Bambu

Produksi arang bambu secara teknis dilakukan denga cara pembakaran atau disebut pyrolisis. Tujuan dari pembakaran ini untuk menghilangkan kadar air yang ada dalam bambu, dan menjadikannya material karbon. Arang bambu diproduksi sama sebagaimana memproduksi arang kayu. Namun ada catatan kecil tentang itu, yaitu: jika ingin mendapatkan kualitas arang bambu yang baik, maka harus memperhatikan lamanya waktu pembakaran dan memperlakukan suhu panasnya dengan pas. Pasalnya, jika suhunya terlalu panas atau bahkan kurang panasnya, arang bambu yang didapatkan nantinya akan berkualitas rendah. Bila penanganan di saat pembakaran dilakukan dengan tepat, kualitas arang bambunya bisa menyaingi kualitas arang dari kayu mangrove. 



Dalam proses produksi arang bambu, memanglah harus memperhatikan waktu pembakaran dan suhu. JIka tidak, bambu yang dibakar hanya akan menghasilkan arang berkualitas rendah. Untuk lebih mengenal bagaimana arang bambu diproduksi, coba cek di bawah ini:

  • Sebelum memproduksi arang bambu, siapkan dulu bahan bakunya—bambu yang sudah dipotong-potong. Sesuaikan ukuran potongan bambu agar bisa masuk ke dalam tungku pembakaran. Serta, perhatikan jumlah potongan bambu supaya, semua bambu bisa masuk ke tungku di mana bambu akan melalui proses pembakaran.
  • Saat persiapan proses pembakaran bambu. Tempatkan bata pada 3 titik bagian bawah tungku sebagai pengganjal. Beri potongan kayu bakar serta serutan kayu kering untuk mempermudah menyalakan api yang akan dipakai membakar bambu. Setelah api mulai menyala, tunggulah sampai nyala api merembet ke dalam tungku melalui lubang udara, di mana bambu di dalam tungku akan terbakar sempurna. Proses pengaranagan bambu biasanya dibutuhkan waktu selama kurang lebih 7 hingga 9 jam, itu jika bambunya relatif basah.
  • Selesainya proses pembakaran  bisa dilihat dari menipisnya asap. Dengan begitu, bisa memulai pendinginan arang dengan memberi tanah atau pasir pada bagian atas penutup tungku. Tutuplah rapat cerobong asap dengan kain basah atau rumput kemudian lapisilah dengan tanah, untuk menjamin tidak ada udara yang masuk maupun yang keluar.

Dengan cara pembakaran seperti di atas, arang bambu akan bersifat dan berkarakteristik baik.

Secara umum, arang adalah hasil pembakaran bahan memiliki kandungan karbon, bentuknya padat serta berpori-pori yang sebagian pori-porinya masih tertutupi oleh hidro-karbon, ter dan senyawa organik lainnya yang terdiri dari air, abu, sulfur dan nitrogen. Selama proses pengarangan berlangsung, suhu dan lamanya waktu akan menentukan dan mempengaruhi kualitas arang yang dihasilkan. Nah, produksi arang bambu pun prosesnya sama seperti penjelasan di atas. Yang intinya, proses pengarangan dikerjakan dengan memanasi atau membakar materi padat dan berpori (dalam kasus ini adalah bambu) dalam suatu tempat tertutup—bisa berupa tungku pembakaran yang tidak bercelah terbuat dari logam, batu bata atau tanah liat—agar tidak memungkinkan adanya kontak dengan udara. Pembakaran ini berlangsung pada suhu di 800° sampai 1200° C.

manfaat arang bambu


Hasil jadi dari pembakaran bambu sudah tentu adalah arang atau karbon bambu. Hasil produksi arang bambu bila karbonnya diaktifkan dengan proses pemanasan tertentu akan menjadi bahan alami ramah lingkungan yang pemanfaatannya sangat luar biasa dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan kita sehari-hari. Arang atau karbon aktif, tidak bisa digunakan untuk memurnikan air serta udara dalam ruangan, tetapi juga bakal memperkaya khasanah dunia kesehatan, kecantikan bahkan kuliner dengan ribuan manfaatnya. Seperti menyerap zat berbahaya, menyerap bau rokok, mengurangi radiasi pada televise dan komputer, merawat kesehatan kulit dan kebaikan lainnya.